Wahaiorang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung. ( QS. Al-Maidah: 90)
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ الماۤئدة ٤٨Pada ayat-ayat yang lalu Allah menerangkan tentang diturunkannya Taurat dan Injil yang mengandung petunjuk dan cahaya, serta adanya kewajiban bagi umat masa itu untuk melaksanakan ajaran-ajarannya. Dan Kami selanjutnya telah pula menurunkan Kitab Al-Qur'an kepadamu, Muhammad, sebagai nabi terakhir, dengan membawa kebenaran yang hakiki, yang membenarkan sebagian isi dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, yaitu Taurat, Zabur, dan Injil, dan menjaganya dari penyimpangan atau pengubahan yang dilakukan oleh orang-orang yang mencari keuntungan diri, maka putuskanlah perkara yang mereka perselisihkan menurut ketetapan dalam kitab-kitab yang diturunkan Allah itu dan janganlah sekali-kali engkau mengikuti kemauan dan keinginan nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Ketahuilah bahwasanya untuk setiap umat di antara kamu, di mana saja mereka berada, Kami berikan aturan bagi mereka masing-masing dan jalan yang terang sesuai dengan keadaannya. Kalau Allah menghendaki sesuai dengan kehendak-Nya, niscaya kamu semua akan dijadikan-Nya sebagai satu umat saja, tetapi Allah berkehendak lain, yaitu ingin menguji kamu terhadap karunia dan semua nikmat yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka sebagai jawaban dari semua rahmat yang telah dilimpahkan itu, berlomba-lombalah untuk berbuat kebajikan. Ketahuilah bahwa hanya kepada Allah saja kamu semua akan kembali, lalu pada saat itu akan diberitahukan-Nya kepadamu apa saja yang dahulu pernah kamu perselisihkan pada saat menjalani kehidupan di dunia. Dan telah Kami turunkan kepadamu hai Muhammad kitab yakni Alquran dengan kebenaran berkaitan dengan anzalnaa membenarkan apa yang terdapat di hadapannya maksudnya yang sebelumnya di antara kitab dan menjadi saksi atau batu ujian terhadapnya kitab di sini maksudnya ialah kitab-kitab terdahulu. Sebab itu putuskanlah perkara mereka maksudnya antara ahli kitab jika mereka mengadu kepadamu dengan apa yang diturunkan Allah kepadamu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan menyimpang dari kebenaran yang telah datang kepadamu. Bagi tiap-tiap umat di antara kamu Kami beri hai manusia aturan dan jalan maksudnya jalan yang nyata dan agama dan yang akan mereka tempuh. Sekiranya dikehendaki Allah tentulah kamu dijadikan-Nya satu umat dengan hanya satu syariat tetapi dibagi-bagi-Nya kamu kepada beberapa golongan untuk mengujimu mencoba mengenai apa yang telah diberikan-Nya kepadamu berupa syariat yang bermacam-macam untuk melihat siapakah di antara kamu yang taat dan siapa pula yang durhaka maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan berpaculah mengerjakannya. Hanya kepada Allahlah kembali kamu semua dengan kebangkitan maka diberitahukan-Nya kepadamu apa yang kamu perbantahkan itu yakni mengenai soal agama dan dibalas-Nya setiap kamu menurut amal Allah Swt. menyebutkan perihal kitab Taurat yang diturunkan­Nya kepada Nabi Musa —yang pernah diajak bicara langsung oleh-Nya dan memuji serta menyanjung Kitab Taurat dan memerintahkan agar kitab Taurat diikuti ajarannya —mengingat kitab Taurat layak untuk diikuti oleh mereka—, lalu Allah Swt. menyebutkan perihal kitab Injil dan memujinya serta memerintahkan kepada para pemegangnya untuk mengamalkannya dan mengikuti apa yang terkandung di dalamnya, seperti yang telah disebutkan di atas. Kemudian Allah Swt. menyebutkan tentang Al-Qur’an yang Dia turunkan kepada hamba dan Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Untuk itu Allah Swt berfirmanDan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa membawa kebenaran, tiada keraguan di dalamnya, dan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari sisi Allah Swt....membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.Yaitu kitab-kitab terdahulu yang mengandung sebutan dan pujian kepadanya, dan bahwa Al-Qur'an itu akan diturunkan dari sisi Allah kepada hamba lagi Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Dan penurunan Al-Qur'an yang sesuai dengan apa yang telah diberitakan oleh kitab-kitab terdahulu merupakan faktor yang menambah kepercayaan di kalangan para pemilik kitab-kitab sebelum Al-Qur'an dari kalangan orang-orang yang mempunyai ilmu dan taat kepada perintah Allah, mengikuti syariat-syariat Allah serta membenarkan rasul-rasul Allah, seperti yang disebutkan oleh Allah melalui firman-NyaSesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata, "Maha­suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan Kami pasti dipenuhi." Al Israa'107-108Yakni sesungguhnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepada kami melalui lisan rasul-rasul-Nya yang terdahulu —yaitu mengenai keda­tangan Nabi Muhammad Saw.— adalah benar-benar terjadi dan pasti Allah Swt....dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain As-Sauri dan lain-lainnya telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari At-Tamimi, dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah "dipercaya oleh kitab-kitab sebelumnya".Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan al-muhaimin ialah "yang dipercaya". Ibnu Abbas mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah kepercayaan semua kitab sebelumnya. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Mujahid, Muhammad ibnu Ka'b, Atiyyah. Al-Hasan, Qatadah, Ata Al-Khurrasani, As-Saddi, dan Ibnu Juraij mengatakan, Al-Qur'an adalah kepercayaan kitab-kitab terdahulu yang sebelumnya. Dengan kata lain, apa saja isi dari kitab terdahulu yang sesuai dengan Al-Qur'an. maka itu adalah benar, dan apa saja isi dari kitab-kitab terdahulu yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an, itu adalah diriwayatkan dari Al-Walibi, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna muhaimin ini, bahwa makna yang dimaksud ialah sebagai saksi. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, dan telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna muhaiminan, bahwa makna yang dimaksud ialah sebagai hakim atau batu ujian bagi kitab-kitab yang pendapat tersebut pengertiannya saling berdekatan, karena sesungguhnya lafaz muhaimin mengandung semua pengertian itu, sehingga dapat dikatakan bahwa Al-Qur'an adalah kepercayaan, saksi, dan hakim atas kitab-kitab yang sebelumnya. Allah Swt telah menjadikan kitab Al-Qur'an yang agung ini yang Dia turunkan sebagai akhir dari kitab-kitab Nya dan merupakan pamungkasnya paling agung dan paling sempurna. Di dalam Al-Qur'an terkandung kebaikan-kebaikan kitab-kitab sebelumnya dan ditambahkan banyak kesempurna­an yang tidak terdapat pada kitab-kitab lainnya. Karena itulah Allah menjadikannya sebagai saksi, kepercayaan dan hakim atas semua kitab yang terdahulu, dan Allah sendiri menjamin pemeliharaan bagi keutuhannya. Untuk itu Allah Swt. berfirmanSesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. Al Hijr9Mengenai apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari Ikrimah dan Sa'id ibnu Jubair, Ata Al-Khurrasani serta Ibnu Abu Nujaih dari Mujahid, mereka mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Muhaiminan 'alaihi" bahwa makna yang dimaksud ialah Nabi Muhammad Saw. adalah orang yang dipercaya atas Al-Qur'an. Kalau ditinjau dari segi maknanya memang benar, tetapi bila ditafsirkan dengan pengertian ini, masih perlu dipertimbangkan. Demikian pula mengenai penurunannya kepada dia bila dipandang dari segi bahasa Arab, masih perlu dipertimbangkan pula. Pada garis besarnya pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama Ja'far ibnu Jarir setelah mengemukakan riwayat dari Mujahid, bahwa takwil ini sulit dimengerti menurut pemahaman orang-orang Arab, bahkan merupakan suatu kekeliruan. Dikatakan demikian karena lafaz muhaimin di-'ataf-kan kepada lafaz musaddiqan. Karena itu, kedudukannya tiada lain kecuali menjadi sifat dari apa yang disifati oleh lafaz musaddiqan. Selanjutnya Ibnu Jarir mengatakan bahwa seadainya duduk perkaranya seperti apa yang dikatakan oleh Mujahid, niscaya disebutkan oleh firman-Nya dengan ungkapan seperti berikut "Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, sebagai orang yang membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai orang yang dipercaya untuk menerima Al-Qur'an," yakni dengan ungkapan tanpa huruf Allah Swt....maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah hai Muhammad, putuskanlah perkara di antara manusia baik yang Arab maupun yang 'Ajam, baik yang ummi maupun yang pandai baca tulis, dengan apa yang diturunkan oleh Allah kepadamu di dalam Al-Qur'an yang agung ini, dan dengan apa yang telah ditetapkan untukmu dari hukum para nabi sebelummu, tetapi tidak di-mansukh oleh syariatmu. Demikianlah menurut apa yang di kemukakan oleh Ibnu Jarir dalam menjabarkan Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu! Awwam, dari Sufyan ibnu Husain, dari Al-Hakam, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Nabi Saw. disuruh memilih. Jika beliau suka, boleh memutuskan perkara di antara mereka kaum Ahli Kitab, dan jika tidak suka, beliau boleh berpaling dari mereka, lalu mengembalikan keputusan mereka kepada hukum-hukum mereka sendiri. Maka turunlah firman-Nya dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Al Maidah49, Dengan turunnya ayat ini Rasulullah Saw. diperintahkan untuk memutus­kan perkara di antara mereka Ahli Kitab dengan apa yang terdapat di dalam kitab kita, yakni Al-Qur'an. Firman Allah Swt....dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu pendapat-pendapat mereka yang mereka peristilahkan sendiri, dan karenanya mereka meninggalkan apa yang apa yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul Nya. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya...dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang janganlah kamu berpaling dari kebenaran yang diperintahkan Allah kepadamu, lalu kamu cenderung kepada hawa nafsu orang-orang yang bodoh lagi celaka itu. Firman Allah Swt.Untuk tiap-tiap umat di antara kalian, Kami berikan aturan dan jalan yang Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al-Ahmar, dari Yusuf ibnu Abu Ishaq, dari ayahnya, dari At-Tamimi, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya Untuk tiap-tiap umat di antara kalian, Kami berikan aturan. Al Maidah48, Bahwa yang dimaksud dengan syir'atan ialah telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Sufyan, dari Abu Ishaq, dari At-Tamimi, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya dan jalan yang terang. Al Maidah48, Makna yang dimaksud ialah tuntunan. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud dengan syir'atan wa minhajan ialah jalan dan yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan Al-Basri, Qatadah, Ad-Dahhak, As-Saddi, Abu Ishaq As-Subai'i, bahwa mereka telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Syir'atan wa minhajan", bahwa makna yang dimaksud ialah jalan dan tuntunan. Dan dari Ibnu Abbas, Mujahid serta Ata Al-Khurrasani disebutkan sebaliknya, bahwa yang dimaksud dengan syir'ah ialah tuntunan, sedangkan minhaj ialah jalan. Tetapi pendapat pertama lebih sesuai, mengingat makna syir'ah juga berarti "syariat" dan "permulaan untuk menuju ke arah sesuatu". Termasuk ke dalam pengertian ini dikatakan syara'aji kaza yang artinya "memulainya". Demikian pula makna lafaz syari'ah, artinya sesuatu yang dipakai untuk berlayar di atas air. Makna minhaj adalah jalan yang terang lagi mudah, sedangkan lafaz as-sunan artinya tuntunan-tuntunan. Dengan demikian, berarti tafsir firman-Nya, "Syir'atan wa minhajan', dengan pengertian jalan dan tuntunan lebih jelas kaitannya daripada kebalikannya. Kemudian konteks ini dalam kaitan memberitakan perihal umat-umat yang beraneka ragam agamanya dipandang dari aneka ragam syariat mereka yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Allah melalui rasul-rasul-Nya yang mulia, tetapi sama dalam pokoknya, yaitu ajaran di dalam kitab Sahih Bukhari, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabdaKami para nabi adalah saudara-saudara yang berlainan ibu, tetapi agama kami yang dimaksud ialah ajaran tauhid yang diperintahkan oleh Allah kepada semua rasul yang diutus-Nya dan terkandung di dalam semua kitab yang diturunkan-Nya, seperti apa yang disebutkan oleh firman-NyaDan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwa tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." Al Anbiyaa25Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan, "Sembahlah Allah saja dan jauhilah tagut itu" An Nahl36, hingga akhir mengenai berbagai macam syariat yang berbeda-beda dalam masalah perintah dan larangannya, adakalanya sesuatu hal dalam suatu syariat diharamkan, kemudian dalam syariat yang lain dihalalkan dan kebalikannya, lalu diringankan dalam suatu syariat, sedangkan dalam syariat yang lain diperberat. Yang demikian itu karena mengandung hikmah yang tidak terbatas serta hujah yang jelas bagi Allah dalam menentukan hal ibnu Abu Arubah telah meriwayatkan dari Qatadah sehubung­an dengan makna firman-Nya Untuk tiap-tiap umat di antara kalian, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Al Maidah48, Makna yang dimaksud ialah jalan dan tuntunan. Tuntunan itu berbeda-beda, di dalam kitab Taurat merupakan suatu syariat, di dalam kitab Injil merupakan suatu syariat, dan di dalam Al-Qur'an merupakan suatu syariat, di dalamnya Allah menghalalkan apa yang dikehendaki-Nya dan mengharamkan apa yang dikehendaki-Nya, yaitu untuk me­nyatakan siapa yang taat kepada-Nya dan siapa yang durhaka. Agama yang tidak diterima oleh Allah ialah yang selainnya, yakni selain agama tauhid dan ikhlas kepada Allah semata. Agama inilah yang didatangkan oleh semua suatu pendapat, orang yang diajak bicara oleh ayat ini adalah umat ini, yakni umat Nabi Muhammad Saw. Makna yang dimaksud ialah "untuk tiap-tiap orang dari kaitan yang termasuk dalam umat ini, Kami jadikan Al-Qur'an sebagai jalan dan tuntunannya". Dengan kata lain, Al-Qur'an adalah buat kalian semuanya sebagai panutan kalian. Damir yang mansub dalam firman-Nya, "Likullin ja'alna minkum" yaitu ja'alnahu yang artinya "Kami jadikan Al-Qur'an sebagai syariat dan tuntunannya untuk menuju ke tujuan yang benar dan sebagai tuntunan, yakni jalan yang jelas lagi gamblang". Demikianlah menurut ringkasan apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari tetapi, pendapat yang benar adalah yang pertama tadi, karena diperkuat dengan firman selanjutnya yang mengatakanSekiranya Allah menghendaki, niscaya kalian dijadikan-Nya satu umat saja.Seandainya hal ini merupakan khitab pembicaraan bagi umat ini, niscaya kurang tepatlah bila disebutkan oleh firman-NyaSekiranya Allah menghendaki, niscaya kalian dijadikan-Nya satu umat saja.Padahal mereka merupakan satu umat, tetapi hal ini merupakan khitab pembicaraan yang ditujukan kepada semua umat dan sebagai pemberitahuan tentang kekuasaan Allah Yang Mahabesar, yang seandai­nya Dia menghendaki, niscaya dihimpunkan-Nya semua umat manusia dalam satu agama dan satu syariat yang tiada sesuatu pun darinya yang tetapi, Allah Swt. menjadikan suatu syariat tersendiri bagi tiap rasul, kemudian me-mansukh seluruhnya atau sebagiannya dengan risalah lain yang diutus oleh Allah sesudahnya, hingga semuanya di-mansukh oleh apa yang diturunkan Nya kepada hamba lagi rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Allah mengutusnya kepada seluruh penduduk bumi dan menjadikannya sebagai penutup para nabi semua­nya. Karena itulah disebutkan oleh firman-NyaSekiranya Allah menghendaki, niscaya kalian dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kalian terhadap pemberian-Nya kepada kalian. Al Maidah48Dengan kata lain, Allah Swt. telah menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji hamba-hamba-Nya terhadap apa yang telah disyariatkan untuk mereka dan memberi mereka pahala karena taat kepadanya, atau menyiksa mereka karena durhaka kepada-Nya melalui apa yang mereka perbuat atau yang mereka tekadkan dari kesemuanya ibnu Kasir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya...terhadap pemberian-Nya kepada yang dimaksud ialah Allah Swt. menganjurkan kepada mereka untuk bersegera mengerjakan kebajikan dan berlomba-lomba mengerjakannya. Untuk itu disebutkan oleh firman-Nya...maka berlomba-lombalah berbuat taat kepada Allah dan mengikuti syariat-Nya yang dijadikan-Nya me-mansukh syariat pendahulunya serta membenarkan kitab Al-Qur'an yang merupakan akhir dari kitab yang diturunkan-Nya. Kemudian Allah Swt. berfirmanHanya kepada Allah-lah kembali tempat kembali kalian kelak di hari kiamat hanyalah kepada Allah Swt....lalu diberitahukan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian perselisihkan Allah memberitahukan kepada kalian kebenaran mengenai apa yang kalian perselisihkan, maka Dia akan memberikan balasan pahala kepada orang-orang yang percaya berkat kepercayaan mereka dan mengazab orang-orang kafir yang ingkar lagi mendustakan perkara yang hak dan menyimpang darinya ke yang lain tanpa dalil dan tanpa bukti, bahkan mereka sengaja ingkar terhadap bukti-bukti yang jelas, hujah-hujah yang terang serta dalil-dalil yang pasti. Ad-Dahhak, makna firman-Nya maka berlomba-lombalah kepada kebajikan. ialah umat Nabi Muhammad Saw., tetapi makna yang pertama lebih jelas dan lebih turunkan kepadamu, Muhammad, kitab suci yang sempurna, yaitu al-Qur'ân, yang berisikan kebenaran dalam segala hukum dan beritanya, membenarkan kitab-kitab suci Kami sebelumnya, sebagai saksi atas kebenarannya dan sebagai pengawas kitab-kitab suci yang lain, karena terpelihara dari perubahan. Maka, apabila Ahl al-Kitâb mengadukan suatu perkara kepadamu, putuskanlah menurut apa yang Allah turunkan kepadamu. Jangan mengikuti hawa nafsu dan keinginan mereka dalam mengambil keputusan, sehingga kamu menyeleweng dari kebenaran yang datang dari Kami. Tiap-tiap umat di antara kalian, wahai manusia, Kami berikan cara untuk menjelaskan kebenaran dan cara beragama yang jelas. Jika Allah berkehendak, niscaya Dia akan menjadikan kalian satu kelompok yang jalan petunjuknya tidak berbeda sepanjang masa. Akan tetapi Allah menjadikan kalian sedemikian rupa, untuk menguji pelaksanaan kalian terhadap syariat-syariat yang diberikan, sehingga dapat diketahui siapa yang taat dan siapa yang ingkar di antara kalian. Pergunakanlah kesempatan dan bergegaslah dalam berbuat kebaikan. Sesungguhnya hanya kepada Allahlah kalian akan kembali. Allah akan memberitahukan kepada kalian hakikat apa yang kalian perselisihkan. Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang di antara kalian sesuai dengan perbuatannya.
Suratal maidah ayat 48 sahabat kali ini admin akan berbagi informasi tentang surat al maidah ayat 48 menggunakan format bahasa arab dan indonesia. Tajwid surat al maidah ayat 48. Arti Surat Al Maidah Ayat 2 Perkata Pemburu Soal Jawaban Surat al maidah ayat 48. Tajwid surat al maidah ayat 48. Namun ada 3 ayat
HomeBahasa ArabTerjemah Surat Al Maidah Ayat 48 Arti Perkata Dalam Bahasa IndonesiaAl Maidah Ayat 48 Arti Perkata Dalam Bahasa IndonesiaArtikel ini hanya memuat Terjemah Surat Al Maidah Ayat 48 Arti Perkata Dalam Bahasa Indonesia, ditulis untuk sobat pembaca yang ingin mengetahui bagaimana terjemah atau arti terperinci pada surat al maidah ayat 48 perkata dalam bahasa Indonesia. Lihat juga terjemah surat al maidah lainnya Surat Al Maidah Ayat 3, 32, 48 dan 114Dengan adanya arti perkata surat al maidah pada ayat 48 dengan dibuat dalam bentuk tabel tersebut diharapkan bisa memudahkan sobat dalam memahami terjemahnya secara ini adalah kutipan teks surat Al Maidah Ayat 48 Arti Perkata dalam bahasa indonesia وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ٤٨الْكِتَابَإِلَيْكَوَأَنزَلْنَاKitabkepadamudan Kami telah menurunkanلِّمَامُصَدِّقًابِالْحَقِّterhadap apayang membenarkandengan kebenaranمِنَيَدَيْهِبَيْنَdaridua tangan/sebelumnyaantaraعَلَيْهِۚوَمُهَيْمِنًاالْكِتَابِatasnyadan yang menjagaKitabبِمَابَيْنَهُمفَاحْكُمdengan/menurut apadiantara merekamaka putuskanlahوَلَااللَّهُۖأَنزَلَdan janganlahAllahmenurunkanعَمَّاأَهْوَاءَهُمْتَتَّبِعْdari apahawa nafsu merekakamu mengikutiالْحَقِّۚمِنَجَاءَكَkebenarandaritelah datang kepadamuمِنكُمْجَعَلْنَالِكُلٍّdiantara kamuKami telah menjadikanbagi tiap-tiap ummatوَلَوْوَمِنْهَاجًاۚشِرْعَةًdan sekiranyadan jalan yang terangperaturanلَجَعَلَكُمْاللَّهُشَاءَniscaya Dia menjadikan kamuAllahmenghendakiوَلَٰكِنوَاحِدَةًأُمَّةًakan tetapiyang satuummatمَافِيلِّيَبْلُوَكُمْapadalam/terhadapDia hendak menguji kamuالْخَيْرَاتِۚفَاسْتَبِقُواآتَاكُمْۖkebajikanmaka berlomba-lombalahDia berikan kepadamuمَرْجِعُكُمْاللَّهِإِلَىtempat kembalimuAllahkepadaبِمَافَيُنَبِّئُكُمجَمِيعًاdengan/tentang apalalu Dia memberitahukan padamusemuaتَخْتَلِفُونَفِيهِكُنتُمْkamu perselisihkandi dalamnyakalian adalahDemikian Terjemah Surat Al Maidah Ayat 48 Arti Perkata dalam bahasa indonesia yang disusun dalam sebuah tabel supaya lebih memudahkan sobat dalam memahaminya.
Al Ma‘idah :3) Demikian pula, haram hukumnya bagi kaum Muslimin menyerupai orang-orang Kafir,.Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw., “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR Abu Daud). (Majmû’ Fatâwa asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih al-’Utsaimîn)
Hello Readers! Apakah kamu pernah mendengar tentang Hadits Al Maidah Ayat 48? Hadits ini merupakan salah satu hadits yang sangat penting dalam ajaran Islam. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas arti dan makna dari hadits ini secara lebih mendalam. Apa itu Hadits Al Maidah Ayat 48? Hadits Al Maidah Ayat 48 merupakan salah satu hadits yang berasal dari kitab suci Al-Quran. Ayat ini menyatakan bahwa Allah SWT telah menurunkan sebuah kitab suci, yaitu Al-Quran, untuk menjadi pedoman bagi umat manusia. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa setiap umat beragama memiliki ajaran dan prinsip yang berbeda-beda, namun kita harus tetap menjaga kerukunan dan saling menghormati satu sama lain. Mengenal Arti dan Makna Hadits Al Maidah Ayat 48 Pada dasarnya, hadits Al Maidah Ayat 48 mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan di antara umat manusia. Sebagai manusia, kita memiliki hak untuk memilih ajaran dan keyakinan yang sesuai dengan hati nurani kita. Namun, kita juga harus menghormati pilihan orang lain yang mungkin berbeda dengan kita. Selain itu, hadits ini juga mengajarkan kita untuk menjaga kerukunan dan perdamaian di antara umat beragama. Kita harus selalu mengutamakan dialog dan toleransi sebagai cara untuk menyelesaikan perbedaan yang mungkin terjadi. Makna dari hadits Al Maidah Ayat 48 ini sangat relevan dengan kondisi dunia saat ini. Di mana sering terjadi konflik dan perpecahan yang didasari oleh perbedaan agama atau keyakinan. Oleh karena itu, kita sebagai umat manusia harus selalu mengingat pesan dari hadits ini dan berusaha untuk menjaga persatuan dan kerukunan di antara kita. Kesimpulan Hadits Al Maidah Ayat 48 mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan di antara umat manusia. Kita harus selalu mengutamakan dialog dan toleransi sebagai cara untuk menyelesaikan perbedaan yang mungkin terjadi. Makna dari hadits ini sangat relevan dengan kondisi dunia saat ini yang sering terjadi konflik dan perpecahan yang didasari oleh perbedaan agama atau keyakinan. Oleh karena itu, kita harus selalu mengingat pesan dari hadits ini dan berusaha untuk menjaga persatuan dan kerukunan di antara kita. Terima kasih telah membaca artikel ini dan sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya. Search Quran Juz 1. Nonstop 11 jam bacaan Al Quran Juz 1 sampai 30 lengkap, merdu menyentuh hati Play Download Holy Quran Complete ( Al Qur'an JUZ 1 30 ) Abdullah Matrood 3 1 عبد الله مطرود (2) Highly trained, educated and qualified staff and quran tutors to teach 168 views · December 2, 2020 Al Quran Latin – Ayat Al Qur’an Versi Tulisan/Teks Latin 30 Juz Al Quran
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ48. Dan Kami telah menurunkan Kitab Al-Qur'an kepadamu Muhammad dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,
Nama: Rifany Nayla PutriKelas : X-6No absen : 27
Bacaan Surat Al Maidah Ayat 48 Arti Perkata Mufrodat Surat Al Maidah Ayat 48 Terjemahan Surat Al Maidah Ayat 48 Isi Kandungan Surat Al Maidah Ayat 48 Tafsir Surat Al Maidah Ayat 48 وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ Arti Perkata Mufrodat Surat Al Maidah Ayat 48 peraturanشِرۡعَةٗdengan kebenaranبِٱلۡحَقِّdan jalan yang terangوَمِنۡهَاجٗاۚyang membenarkanمُصَدِّقٗاDia hendak menguji kamuلِّيَبۡلُوَكُمۡdua tangan/sebelumnyaيَدَيۡهِDia berikan kepadamuءَاتَىٰكُمۡۖdan yang menjagaوَمُهَيۡمِنًاmaka berlomba-lombalahفَٱسۡتَبِقُواْ maka putuskanlahفَٱحۡكُمkebajikanٱلۡخَيۡرَٰتِۚmenurunkanأَنزَلَtempat kembalimuمَرۡجِعُكُمۡhawa nafsu merekaأَهۡوَآءَهُمۡlalu Dia memberitahukan padamuفَيُنَبِّئُكُمtelah datang kepadamuجَآءَكَkalian adalahكُنتُمۡbagi tiap-tiap ummatلِكُلّٖkamu perselisihkanتَخۡتَلِفُونَKami telah menjadikanجَعَلۡنَا Terjemahan Surat Al Maidah Ayat 48 Dan Kami telah menurunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu Muhammad dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan. Isi Kandungan Surat Al Maidah Ayat 48 Dalam Al-Quran surah Al Maidah menjelaskan bahwa Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan yang membenarkan atas kitab-kitab sebelumnya. Hal ini karena kitab-kitab sebelum Al-Quran telah diubah oleh manusia sehingga menjadi tidak otentik lagi. Al-Quran menjadi pedoman hidup bagi setiap umat manusia dalam memutuskan berbagai hal. Tafsir Surat Al Maidah Ayat 48 Setelah menerangkan bahwa Taurat telah diturunkan kepada Nabi Musa, dan kitab Injil telah diturunkan pula kepada Nabi Isa dan agar kedua kitab tersebut ditaati dan diamalkan oleh para penganutnya masing-masing. Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad saw. Al-Qur’an adalah Kitab Samawi terakhir yang membawa kebenaran, mencakup isi dan membenarkan Kitab suci sebelumnya seperti Taurat dan Injil. Al-Qur’an adalah kitab yang terpelihara dengan baik, sehingga ia tidak akan mengalami perubahan dan pemalsuan. Firman Allah menegaskan yang tidak akan didatangi oleh kebatilan baik dari depan maupun dari belakang pada masa lalu dan yang akan datang, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana, Maha Terpuji. Fussilat/4142. Al-Qur’an adalah kitab suci yang menjamin syariat yang murni sebelumnya, dan kitab suci yang berlaku sejak diturunkannya sampai hari kemudian. Oleh karena itu, wajib menghukumkan dan memutuskan perkara anak manusia sesuai dengan hukum yang telah diturunkan Allah, yang telah terdapat di dalam Al-Qur’an. Bukanlah pada tempatnya menuruti keinginan dan kemauan hawa nafsu mereka yang bertentangan dengan kebenaran yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Muhammad saw. Tiap-tiap umat diberi syariat peraturan-peraturan khusus, dan diwajibkan kepada mereka melaksanakannya, dan juga mereka telah diberi jalan dan petunjuk yang harus dilaksanakan untuk membersihkan diri dan menyucikan batin mereka. Syariat setiap umat dan jalan yang harus ditempuh boleh saja berubah–ubah dan bermacam-macam, tetapi dasar dan landasan agama samawi hanyalah satu, yaitu tauhid. Taurat, Injil, dan Al-Qur’an, masing-masing mempunyai syariat tersendiri, yang berisi ketentuan-ketentuan hukum halal dan haram, sesuai dengan kehendak-Nya untuk mengetahui siapa yang taat dan siapa yang tidak. Firman Allah Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau Muhammad, melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku. al-Anbiya’/2125. “Dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pada setiap umat untuk menyerukan,” Sembahlah Allah, dan jauhilah thagut.” an-Nahl/1636. Sekiranya Allah menghendaki, tentulah Dia dapat menjadikan semua manusia hanya dengan satu syariat dan satu macam jalan yang akan ditempuh dan diamalkan mereka sehingga dari zaman ke zaman tidak ada peningkatan dan kemajuan, seperti halnya burung atau lebah, kehendak Allah tentu akan terlaksana dan tidak ada kesulitan sedikit pun, karena Allah kuasa atas segala sesuatu. Tetapi yang demikian itu tidak dikehendaki oleh-Nya. Allah menghendaki manusia itu sebagai makhluk yang dapat mempergunakan akal dan pikirannya, dapat maju dan berkembang dari zaman ke zaman. Dari masa kanak-kanak ke masa remaja meningkat jadi dewasa dan seterusnya. Demikianlah Allah menghendaki dan memberikan kepada tiap-tiap umat syariat tersendiri, untuk menguji sampai di mana manusia itu dapat dan mampu melaksanakan perintah Allah atau menjauhi larangan-Nya, sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam kitab samawi-Nya, untuk diberi pahala atau disiksa. Oleh karena itu seharusnyalah manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan dan amal saleh, sesuai dengan syariat yang dibawa oleh nabi penutup rasul terakhir Muhammad saw. Syariat yang menggantikan syariat sebelumnya, untuk kepentingan dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak. Pada suatu waktu nanti, mau tak mau manusia akan kembali kepada Allah memenuhi panggilan-Nya ke alam baka. Di sanalah nanti Allah akan memberitahukan segala sesuatu tentang hakikat yang diperselisihkan mereka. Orang yang benar-benar beriman akan diberi pahala, sedang orang-orang yang ingkar dan menolak kebenaran, serta menyeleweng tanpa alasan dan bukti, akan diazab dan dimasukkan ke dalam neraka. Related postsSurat Luqman Ayat 15, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan, Tafsir dan Asbabun NuzulSurat Luqman Ayat 14, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan dan TafsirSurat Luqman Ayat 13, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan dan TafsirSurat Luqman Ayat 12, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan dan TafsirSurat Ar Rum Ayat 54, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan dan TafsirSurat Ar Rum Ayat 39, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan dan Tafsir . 195 4 319 467 436 382 339 154

arti perkata al maidah ayat 48